MY LOVE STORY
Bismillahirrahmanirrahiim
Cinta itu fitrah, cinta
itu indah, tapi pantaskah di nodai hanya karena dorongan nafsu syetan ??
Ketika mata ini tak mampu
memenuhi tugasnya untuk ghaddul bashar (menundukkan pandangan)
Khayalan-khayalan menyenangkan
pun menguasai pikiran. yahh, memang indah tapi, itulah awal dari
kehancuran sebuah kehormatan.
Ketka hijab ini telah
tersingkap, percakapan-percakapan menarik pun sering terjadi. Entah melalui
dunia maya sampai dunia nyata. Yahh, memang mengasyikkan tapi kita Melupakan
waktu yang terbuang percuma, melupakan bahwa syetan juga termasuk dalam
percakapan itu.
Ketika rasa malu sudah
lenyap oleh pengaruh zaman yang sungguh terpuruk, aib yang seharusnya terjaga,
kini menjadi kebanggaan jika diketahui oleh khalayak, menjadi hal lumrah yang
seharusnya itu adalah sebuah awal dari kehinaan.
Ketika hati ini tak lagi
bening, tak lagi mengindahkan aturan Sang Penciptanya. Apapun yang dilakukan,
apapun yang terlihat, terdengar, maupun terucap selalu saja dikaitkan
tentangnya walaupun sama sekali tidak berhubungan tetap saja dipaksakan agar
mengarah ke satu titik. Yahh, titiknya tidak lain dan tidak bukan adalah dia.
IS IT A SIN ???
yah,, pertanyaan ini yang selalu melintas dibenakku, ketika banyak jawaban berbeda yang kudapatkan, but the conclusion its a sin...
Tapi kenapa, kenapa sulit menghilangkannya padahal itu jelas-jelas sebuah zina hati.
kenapa sulit menghentikan komunikasi/berkhalwat dengannya, padahal itu jelas-jelas larangan keras Allah subhanahuwata'ala dan Rasul-Nya.
Tanpa sadar, berbagai peringatan yang telah Allah subhanahuwata'ala berikan. Hp yang selalunya menjadi media komunikasi terlarang, Allah lenyapkan. Tapi, komunikasi terlarang itu masih saja terjadi dengan berbagai cara.
Hingga pada hari ini 29 juli, ternyata sebuah kejutan that he was in relation with my friend. Membuat air mata ini berderai. Menetes bukan karena menyalahi takdir. tapi, karena penyesalan mengikuti bisikan syetan selama ini.
Ucapan syukur kuhaturkan kepada-Nya, karena Dia begitu menyayangi hamba-Nya sehingga membuat semuanya menjadi tak seindah harapan. Karena yang diharapkan tidak pantas menjadi harapan, maka ada jalan yang lebih baik darinya.
Namun, salahka bila ku berharap dirinya mendapat jalan yang lebih baik?
Salahkah bila ku berdo'a agar dirinya mendapat hidayah-Nya ?
dan salahkah bila ku peringatkan kepadanya, that his choice is sin
and the last, is it a wrong if I just writting my repeated sighs ???